Belajar Ibadah Haji dengan Ceria dan Bermakna: Pengalaman Seru Anak TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun dalam Manasik Haji Bersama TK Al Azhar se-Jabodetabek!
0
0
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillah, pada tanggal 26 Oktober 2024, anak-anak dari TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun berkesempatan mengikuti kegiatan Manasik Haji bersama TK Al Azhar dari seluruh wilayah Jabodetabek Plus. Kegiatan ini merupakan pengalaman luar biasa yang memberikan pendidikan mengenai pelaksanaan ibadah haji dengan cara yang menyenangkan dan sesuai dengan dunia anak-anak. Selain mengenalkan rukun Islam yang kelima, kegiatan ini juga diharapkan dapat menanamkan kecintaan mereka pada Islam dan ajaran-ajarannya sejak dini.
Memahami Makna Haji dengan Cara yang Menyenangkan
Di usia dini, anak-anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, namun mereka belajar lebih efektif melalui permainan dan aktivitas fisik. Maka dari itu, kegiatan Manasik Haji diadakan dengan memperhatikan aspek keceriaan anak-anak. Dalam suasana penuh semangat, mereka mengenakan pakaian ihram dan diajak mengikuti tata cara ibadah haji mulai dari thawaf, sa’i, hingga wukuf di Arafah. Setiap sesi praktik dilaksanakan dengan cara sederhana namun penuh makna, sehingga anak-anak tidak hanya sekadar mempraktikkan, tetapi juga memahami sedikit demi sedikit makna dari setiap tahapan tersebut.
Kegiatan Thawaf: Berputar Mengelilingi Ka’bah Mini
Setelah mengenakan pakaian ihram, anak-anak memulai kegiatan manasik dengan melakukan thawaf. Dalam sesi ini, mereka diajak mengelilingi replika Ka’bah yang dibuat dalam ukuran mini. Mereka melaksanakan thawaf dengan berbaris dan berkeliling Ka’bah sambil membaca kalimat talbiyah atau zikir sederhana yang dibimbing oleh guru-guru. Thawaf ini mengajarkan mereka tentang makna cinta kepada Allah, yang diwakili dengan mengelilingi Ka’bah sebagai simbol dari Baitullah.
Sa’i: Mengenal Kisah Siti Hajar dan Pengorbanannya
Setelah thawaf, anak-anak melanjutkan manasik dengan melakukan sa’i, yaitu berjalan bolak-balik antara dua titik yang disebut Shafa dan Marwah. Aktivitas ini dibuat mirip dengan kondisi asli di Tanah Suci, meskipun dilakukan dalam skala yang lebih sederhana. Dalam praktik sa’i, guru-guru menceritakan kepada anak-anak tentang kisah Siti Hajar yang berlari-lari antara bukit Shafa dan Marwah untuk mencari air bagi putranya, Nabi Ismail. Anak-anak mengikuti jalur sa’i dengan antusias, berjalan dan berlari kecil di antara titik-titik yang telah disiapkan. Mereka diajak merasakan pengorbanan dan usaha Siti Hajar yang tidak menyerah demi mencari air untuk anaknya.
Wukuf di Arafah: Mengenal Momen Puncak Ibadah Haji
Wukuf di Arafah menjadi puncak dari rangkaian kegiatan Manasik Haji. Dalam simulasi ini, anak-anak diam sementara di sebuah area yang dijadikan tempat Arafah. Di sini, mereka diajak untuk merenung sejenak, mendengarkan nasihat-nasihat dari guru, dan membaca doa dengan tenang. Meskipun sederhana, momen ini diharapkan dapat menanamkan kesadaran akan pentingnya berserah diri kepada Allah dan mengakui segala kekurangan serta keinginan untuk menjadi lebih baik. Anak-anak diajarkan untuk berdoa dan meminta hal-hal baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Nilai-Nilai Islami yang Tertanam Sejak Dini
Kegiatan Manasik Haji ini bukan hanya sekadar peragaan tata cara ibadah, tetapi juga merupakan sarana pendidikan karakter bagi anak-anak. Dengan mengenalkan rukun Islam yang kelima sejak dini, mereka diharapkan akan memiliki keinginan dan kecintaan untuk menunaikan ibadah haji di masa mendatang. Di samping itu, mereka belajar tentang kesabaran, kebersamaan, tolong-menolong, dan sikap tawakal kepada Allah.
Pendidikan karakter dalam kegiatan ini juga tercermin dari berbagai interaksi positif, seperti saling membantu dalam memakai pakaian ihram dan saling menjaga saat berbaris. Melalui kegiatan manasik, anak-anak belajar menghargai nilai-nilai Islami seperti persaudaraan, kemandirian, serta menghormati orang lain.
Kesan dan Harapan dari Kegiatan Manasik Haji
Bagi anak-anak TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun, pengalaman mengikuti Manasik Haji ini tentu menjadi kenangan yang tak terlupakan. Mereka pulang dengan cerita-cerita yang seru dan penuh makna, yang mungkin akan mereka kenang hingga dewasa nanti. Para guru dan orang tua pun merasa bangga dan bersyukur karena anak-anak mereka sudah mulai belajar mengenal Islam lebih mendalam.
Harapan dari diadakannya kegiatan ini adalah agar anak-anak semakin mencintai agama Islam dan memiliki tekad untuk melaksanakan ibadah haji suatu hari nanti. Semoga pengalaman berharga ini dapat menumbuhkan kecintaan mereka pada rukun Islam yang kelima, serta menjadi pondasi yang kuat dalam membentuk pribadi yang taat beragama, berbudi pekerti luhur, dan penuh kasih sayang kepada sesama. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi langkah-langkah mereka dalam menuntut ilmu dan mengamalkan ajaran Islam. Aamiin.