top of page

Traditional Week TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun: Merayakan Budaya, Membangun Karakter

15 jam yang lalu

Bacaan 2 menit

0

0

ree

Traditional Week di TK Islam Al Azhar 13 Rawamangun menjadi momen istimewa yang penuh keseruan, pembelajaran, dan nilai-nilai positif bagi para murid. Dalam kegiatan ini, murid diajak mengenal, mencoba, dan menikmati berbagai permainan tradisional yang telah menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia. Kegiatan ini bukan sekadar bermain, tetapi juga menjadi sarana membangun karakter melalui pengalaman langsung yang menyenangkan dan penuh makna.



Menghadirkan Kembali Permainan Tradisional di Tengah Era Digital


Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan gawai digital, permainan tradisional perlahan mulai terlupakan. Traditional Week hadir sebagai upaya untuk menghadirkan kembali permainan-permainan yang bernilai kebersamaan, kreativitas, dan kearifan lokal. Permainan seperti engklek, bakiak, bola bekel, congklak, hingga permainan ketangkasan lainnya menjadi aktivitas yang dinikmati murid dengan antusias.

Melalui permainan ini, murid dapat merasakan pengalaman bermain yang nyata, aktif, dan melibatkan banyak gerakan fisik. Tidak hanya menyenangkan, tetapi juga menyehatkan dan membantu perkembangan motorik mereka.



Mengasah Sportivitas dan Kerja Sama pada Traditional Week


Traditional Week memberikan kesempatan bagi murid untuk belajar tentang pentingnya sportivitas dalam bermain. Mereka belajar bahwa menang dan kalah adalah bagian dari pengalaman, tetapi yang lebih penting adalah cara mereka berproses, berusaha, dan menghargai teman. Guru membimbing murid untuk menunjukkan sikap adil, jujur, serta menghargai setiap usaha yang dilakukan bersama.

Selain itu, banyak permainan tradisional yang membutuhkan kekompakan dan kerja sama tim. Ketika murid berusaha menyelaraskan langkah dalam permainan bakiak, misalnya, mereka belajar untuk berkomunikasi, mendengarkan teman, dan bekerja sama mencapai tujuan yang sama. Nilai ini sangat penting untuk bekal kehidupan sosial mereka di masa depan.



Melatih Ketangkasan dan Fokus Anak Usia Dini


Permainan tradisional memiliki karakteristik unik yang menantang gerak tubuh dan ketangkasan. Anak-anak yang bermain engklek melatih keseimbangan tubuhnya, sementara permainan seperti lompat tali membantu meningkatkan koordinasi motorik dan kelincahan. Aktivitas yang melibatkan ketelitian, seperti congklak, juga melatih kemampuan fokus dan strategi sederhana. Seluruh aktivitas ini memberikan stimulasi yang kaya bagi perkembangan fisik dan sensorik murid. Tanpa disadari, mereka sedang melatih tubuh sekaligus mengasah kemampuan problem-solving dan konsentrasi.



Menumbuhkan Kecintaan pada Budaya Indonesia


Salah satu tujuan besar dari Traditional Week adalah menumbuhkan rasa cinta dan bangga terhadap budaya Indonesia sejak dini. Murid dikenalkan bahwa permainan tradisional adalah warisan berharga dari generasi sebelumnya yang harus dijaga dan dilestarikan. Melalui kegiatan ini, mereka belajar bahwa budaya adalah bagian dari identitas bangsa yang perlu dihargai dan diteruskan.

Guru juga mengajak murid berdialog ringan mengenai asal-usul permainan, nilai-nilai yang terkandung, serta bagaimana permainan-permainan ini dimainkan oleh orang tua dan kakek-nenek mereka di masa kecil. Cerita-cerita ini menjadi penghubung emosional yang membuat murid semakin mencintai kekayaan budaya Indonesia.





Kegiatan yang Penuh Makna dan Kebahagiaan


Traditional Week bukan hanya tentang permainan, tetapi juga tentang kebahagiaan yang tumbuh dari kebersamaan. Senyum, tawa, dan semangat murid menciptakan suasana ceria di lingkungan sekolah. Para guru juga memberikan pendampingan penuh kehangatan, memastikan setiap murid dapat mengikuti kegiatan dengan aman dan menyenangkan. Kegiatan ini menjadi pengingat bahwa bermain adalah bagian penting dari tumbuh kembang anak. Dan melalui permainan tradisional, murid bukan hanya belajar, tetapi juga membangun kenangan berharga yang akan mereka ingat sepanjang hidup.


Postingan Terkait

Komentar

Bagikan Pemikiran AndaJadilah yang pertama menulis komentar.
bottom of page